Bupati Wonosobo: Masyarakat Jangan mudah Terjebak Investasi Bodong
Berita Baru Jateng, Wonosobo – Masyarakat diminta tidak sampai terjebak oleh institusi penyedia jasa investasi yang ilegal alias bodong. Mereka diharapkan selalu waspada saat hendak menggeluti sektor investasi jangka panjang.
Hal tersebut ditekankan Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, saat membuka acara webinar Sekolah pasar modal bertema Investasi Sehat, Aman dan Menguntungkan, dari kantornya, Kamis (14/10/21). Menurutnya, masyarakat harus cerdas memilih lembaga investasi yang kredibel. Tidak hanya menawarkan keuntungan sesaat, namun ternyata merugikan di kemudian hari.
“Sejarah investasi Wonosobo, kita semua tentu ingat betul bagaimana pada sekitar 10 sampai 11 tahun silam ribuan nasabah Wonosobo mengalami kerugian cukup besar, bahkan mencapai ratusan miliar rupiah,” beber Afif.
Hal itu, imbuhnya, karena pemahaman masyarakat perihal investasi masih minim, dan instrumen investasinya belum mendapat jaminan keamanan dari otoritas jasa keuangan (OJK).
“Melalui webinar ini, banyak hal yang akan disampaikan para narasumber dari lembaga-lebaga kredibel, sehingga saya meyakini materi-materi yang diterima para peserta benar-benar mampu membuka wawasan baru yang kelak akan sangat bermanfaat,” tandasnya.
Deputi Direktur Lembaga Jasa Keuangan dan Perijinan OJK Regional 3 Jateng – DIY, Tias Retnani, menjelaskan, kegiatan Sekolah Pasar Modal diselenggarakan, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang seluk beluk investasi.
“Sekolah Pasar modal ini tidak melulu tentang bagaimana menanam saham di bursa efek, namun juga tentang pemahaman terhadap potensi-potensi merugikan. Seperti munculnya fintech illegal, investasi bodong, serta bagaimana setiap investor dapat lebih cerdas memilih instrumen investasinya,” tuturnya.
Tias berharap, sarana edukasi tersebut dapat menambah wawasan masyarakat, agar tidak terjebak dalam iming-iming investasi berujung petaka.
Ia mengakui saat ini literasi investasi dan inklusi pasar modal masyarakat masih sangat rendah, yaitu di bawah lima persen.
“Kehadiran sekolah pasar modal ini membuka kesempatan luas kepada masyarakat umum, untuk dapat memahami seluk-beluk investasi, sekaligus meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal,” tandasnya.
Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY, Irfan Noor Riza, menjelaskan, peluang warga masyarakat Wonosobo untuk masuk ke pasar modal terbuka lebar. Dengan bekal pengetahuan yang cukup, Irfan menyebut, masyarakat berpotensi meraih keuntungan tinggi dengan standar keamanan terjaga, karena pasar modal resmi berada di bawah pengawasan otoritas jasa keuangan.
Menurutnya, saat ini masyarakat memiliki pilihan sangat banyak ketika hendak membeli saham perusahaan. Bahkan, uang sejumlah Rp100.000 sudah bisa dijadikan modal investasi.
(KDT)