Kabupaten Boyolali: SD Uji coba Pembelajaran Tatap Muka dengan tertib Prokes
Beritabaru, Boyolali – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali sudah memberikan izin pelaksanaan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) beberapa sekolah untuk jenjang Sekolah Dasar (SD). Sekolah yang sudah memenuhi syarat mulai melaksanakan uji coba PTM pada pekan ketiga bulan ini.
Ditemui saat meninjau pelaksanaan PTM ke SD Negeri 1 Kemiri pada Kamis (18/3/21) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Darmanto menjelaskan, pelaksanaan uji coba PTM itu tidak diwajibkan. Namun untuk bisa melakukan uji coba PTM, ada syarat ketat dari Disdikbud. Antara lain, harus berada di wilayah zona hijau, guru-guru yang mengajar harus sudah menerima vaksinasi Covid-19 sebanyak dua dosis.
Selanjutnya siswa yang akan mengikuti PTM harus mendapatkan izin dari orang tua. Jika tidak, maka siswa tetap dapat mengikuti pembelajaran secara daring. Saat ini, katanya, dari 595 SD di Boyolali, yang mendapat izin melaksanakan PTM baru 57 SD.
“Dua hal yang harus kita capai, yang pertama prioritas keselamatan kesehatan peserta didik, pendidik dan tenaga pendidikan karena ini masih pandemi. Yang kedua tetap dalam upaya mempertahankan meningkatkan motivasi dan semangat belajar serta mutu pendidikan. Dua hal pokok itu harus tercapai bersama-sama,” tegas Darmanto.
Ditambahkan, PTM dimulai dari jenjang sekolah dasar (SD) karena lebih mudah untuk mendeteksi peta zonasi wilayah Covid-19. Berbeda dengan jenjang SMP dan SMA yang siswanya dari berbagai daerah, sehingga sulit mendeteksi peta zonasinya.
Mengingat tenaga pendidik yang melakukan PTM harus sudah mendapat vaksinasi Covid-19 sebanyak dua dosis, pihaknya terus mendorong pelaksanaan vaksinasi untuk para pengajar. Hingga akhir Maret nanti, ditargetkan 10.000 orang tenaga pendidik, baik PNS maupun non-PNS pada jenjang TK-SD, sudah mendapatkan vaksin Covid-19 secara lengkap. Tenaga pendidik yang belum mendapat vaksinasi Covid-19 tidak diizinkan untuk mengadakan PTM.
Siswa kelas VI SD Negeri 1 Kemiri, Winda Rahmawati mengaku senang dengan dimulainya PTM.
“Seneng banget, bisa bertemu teman-teman. Senang bertemu dengan guru karena lebih senang dijelaskan oleh guru,” ungkap Winda. dikutip dari Pemprov Jateng
Ditemui terpisah, Kepala SD Negeri 9 Boyolali, Ngatmi menjelaskan, sekolah yang dipimpinnya sudah memulai uji coba hari pertama. PTM di sekolah yang memiliki 217 orang siswa tersebut dilaksanakan dua kali dalam seminggu dengan durasi tiga jam. Banyaknya siswa per kelas hanya 50.persen, jadi pelaksanaannya dibagi dalam dua sif.
Menurutnya, penerapan protokol kesehatan di sekolah itu dilaksanakan secara ketat. Siswa wajib memakai masker, saat memasuki gerbang sekolah dilakukan pengecekan suhu badan, kemudian siswa diarahkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu dengan air mengalir dan menggunakan sabun. Di samping itu siswa diwajibkan membawa hand sanitizer pribadi, meskipun di sekolah juga menyediakan hand sanitizer di setiap kelas. Siswa juga diwajibkan membawa bekal dari rumah agar kesehatan tetap terjaga.
“Tetap melaksanakan 5M, sesuai yang telah dianjurkan oleh Pemerintah,” jelasnya.
Disinggung mengenai aktivitas siswa, pihaknya memberlakukan peraturan bahwa siswa yang sudah memasuki ruang kelas, tidak diperbolehkan untuk keluar masuk. Siswa harus tetap di dalam kelas meskipun pada waktu istirahat. Seluruh jendela di ruang kelas terbuka dengan sirkulasi udarayang cukup, tanpa bantuan alat pendingin ruangan (AC) maupun kipas angin.
“Waktu belajar siswa dari pukul 07.30 sampai 10.30. Untuk istirahat diberikan waktu 20 menit. Siswa tidak diperbolehkan keluar masuk, jadi waktu istirahat tetap di kelas,” tandasnya.
(SB Kafi)