Fibrika Ramadhan, Impala Network, dan Kebangkitan UMKM untuk Masyarakat
BERITA BARU, TOKOH – Covid-19 berdampak ke segala sektor, salah satunya sektor ekonomi. Di masa sekarang banya terjadi perubahan yang harus dihadapi. Hal ini dirasakan secara signifikan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengalami krisis ekonomi.
Impala Network (Creative Ecosystem Builder) sebagai coworking space konsisten yakni untuk menjadi ruang temu bagi anak muda, pegiat industri kreatif, dan pelaku usaha untuk saling belajar, berbagi, dan terhubung.
Selain itu, Impala Network juga sudah berkolaborasi dengan banyak pihak, seperti disampaikan oleh Business & Program — Impala Network — Fibrika Ramadhan dalam gelar wicara Perspektif Milenial ke-3 jateng.beritabaru.co pada Kamis (14/4).
Fibri menengarai, pandemi Covid-19 merubah segalanya, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sempat terpuruk.
“Kondisi pandemi ini menyebabkan UMKM mengalami penurunan omzet. Tak sedikit para pelaku UMKM juga melakukan upaya untuk mempertahankan kondisi usahanya”, jelasnya.
“Impala Network sebagai coworking space menawarkan berbagai upaya untuk kembali membangkitkan UMKM di masa pandemi, melihat bahwa UMKM juga memiliki peran penting dalam perekonomian nasional apalagi jumlah UMKM di Indonesia khususnya Jawa Tengah juga lumayan banyak,” imbuhnya dalam podcast yang ditemani oleh Esa Nur Afifah, host jateng.beritabaru.co
Awal Mula dan Peran Konkret Impala Network
Dalam kaitannya dengan proses membangun coworking space, Fibrika menceritakan awal mulanya Impala Network didirikan.
Kemunculan Impala Network, katanya, Berawal dari keinginan memiliki sebuah space yang bisa mewadahi para pegiat industri kreatif untuk bekerja bersama, lahirlah Impala Space sebagai salah satu Coworking Space pertama di Kota Semarang yang telah berdiri sejak 4 tahun silam pada 17 Agustus 2016.
“Dari situ kami merasa bahwa banyak para pelaku UMKM yang membutuhkan ruang – ruang strategis untuk berkolaborasi dalam pengembangan usaha menjadi lebih baik dan akhirnya, tercetuslah Impala Network,” kata Fibrika.
Pada perjalanannya Impala Network menuai banyak dukungan termasuk mulai bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah dalam pengelolaan co-working space pertama milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
“Namanya Hetero Space, peresmiannya juga sangat didukung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama dengan akademisi, korporasi, komunitas dan media. Tujuannya, untuk mempersatukan dan mengkolaborasikan berbagai potensi dari talenta-talenta di Jawa Tengah,”tambahnya.
Pihaknya menggandeng Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Telkom Indonesia, GMedia, SRC dan banyak partner lainnya. Tujuannya untuk mendukung kegiatan dari Impala Network sehingga terciptanya kolaborasi untuk membangun ekosistem industri kreatif, startup, dan UMKM di Jawa Tengah.
Selain itu Impala Network juga bekerjasama dengan teman – teman mahasiswa yang jago dalam desain, kolaborasi ini merupakan bentuk kontribusi positif untuk memajukan startup di Jawa Tengah.
“Jadi untuk UMKM yang perlu diabntu dalam desain logo merk atau yang lainnya, Impala Network bersama teman- teman mahasiswa siap membantu”, paparnya.
Impala Network ini tak hanya menjadi fasilitas tempat, tapi juga sebagai ekositem builder di dalamnya terdapat program-program pengembangan, seperti pelatihan, juga kompetisi, inkubasinya juga untuk sektor UKM Kreatif atau startup digital. Bahkan, setahun sudah sekitar 192 kegiatan dengan berbagai tema bahasan, diantaranya keuangan, desain dan branding, go-online, hingga legalisasi dan perizinan.
Melalui program-program pengembangan tersebut, Impala Network diharapkan dapat menjadi ruang semangat dan tumbuh berkembang yang tak terbatas, dan dengan latar belakang pegiat UMKM maupun startup, maka akan memberikan kontribusi berarti bagi Jawa Tengah maupun Indonesia.
Fibrika berharap ke depan UMKM konvensional mampu go digital, sehingga bukan hanya muncul di pasar atau toko online, tapi juga mampu berinovasi.
Salah satu langkah awal yang dilakukan Impala Network untuk membangkitkan UMKM di desa yakni bekerjasama dengan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dalam program Pengembangan Kepedulian dan Kepeloporan Pemuda (PKKP) selama bulan Maret – September 2022.
“Saya berharap dalam program ini, 200 pemuda yang ditempatkan di 100 desa dan 22 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dapat membangkitkan UMKM di desa yang terdampak buruk dengan adanya pandemi”, jelas Fibrika.