Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Adakan Talkshow, DPP ITHLA Bawa Tema 'Tantangan Mahasiswa Bahasa Arab Dalam Dunia Karir'

Adakan Talkshow, DPP ITHLA Bawa Tema ‘Tantangan Mahasiswa Bahasa Arab Dalam Dunia Karir’



Berita Baru Jateng, Sosial dan Budaya – Dewan Pimpina Pusat (DPP) ITHLA adakan Talk Show dengan tema “Tantangan Mahasiswa Bahasa Arab Dalam Dunia Karir” yang dilaksanakan secara daring melaui aplikasi Zoom pada Senin (12/4/21).

Talk Show tersebut menghadirkan dua dosen muda Ahmad Syauqi dan Suci Ramadhanti Febriani, yang tak lain juga merupakan anggota alumni ITHLA. juga, turut serta Fahmi Saepudin selaku Ketua IKA ITHLA.

Acara ini merupakan bagian dari agenda Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II, yang membahas orientasi organisasi ke depan, terutama di tengah situasi pandemi. Agenda ini dihadiri oleh seluruh Pimpinan Wilayah se-Indonesia dan para alumni sebelumnya.

Mj. Ja’far Shodiq selaku Ketua Dewan Pertimbangan Pusat dalam sambutannya menyebutkan, pemunduran dari adanya proses regrenerasi ITHLA selama setahun ini merupakan situasi yang wajar sebab pandemi. Namun, bukan berarti akan terus dibiarkan berlarut-larut.

“Jadi, Bagaimana nanti kawan-kawan juga sudah mulai mempersiapkan segala sesuatuanya, sebisa mungkin sesudah ramadhan ini.” Katanya.

Dalam penyampaian diskusinya, Ahmad Syauqi, M. Si., menuturkan bahwa banyak asumsi muncul dengan memposisikan bahsa arab itu hanya seputar tentang kajian agama, hal ini yang kadang menyebabkan minder.

“Padahal, bila kita lihat saat ini, tentang bagaimana kebutuhan dalam memahami situasi yang terjadi di timur tengah, peluang kawan-kawan [bidang] Bahasa Arab justru cukup luas.” Paparnya.

Selanjutnya, dia menerangkan bahwa apa yang ia capai dalam dunia karir saat ini, tak lain juga merupakan hasil dari apa yang dilakukan dari proses di ITHLA.

Di sisi lain, Suci Ramadhanti Febriani turut memaparkan terkait proses yang perlu ditempuh dalam memasuki dunia karir, yaitu dengan cara mengasah skil dan kemampuan.

“Karir sangat ditimbang dari bagaimana kita bisa membangun kemampuan dan skil kita, sebab kita sekarang sudah berhadapan pada ranah yang sifatnya global.” Ujarnya.

Untuk mengasah hal tersebut, menurutnya, ada beberpa fase yang perlu ditempuh.

Pertama adalah meningkatkan literasi dasar, terutama di tengah situasi masyarakat digital seperti sekarang.

Selanjutnya, adalah memahami keterampilan. Terkait hal ini, ia juga menjelaskan keterampilan yang sangat dituntut adalah bagaimana bisa berfikir kritis, juga berfikir kreatif.

Setelah itu, perlu mengupayakan sebuah tindakan kolaborasi, yang dalam konteks ITHLA, yakni dengan merangkumnya dari berbagai daerah untuk dapat mencapai keselarasan bersama.

Terakhir, adalah komunikasi. Menurut Suci, Kader ITHLA tidak perlu khawatir terkait hal ini, sebab Bahasa Arab sendiri merupakan salah satu bahasa komunikasi internasional, yang karenanya cakupan komunikasi melalui forum-forum ITHLA tidaklah sempit, melainkan meluas secara global.

(Husein)