Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dinas Kesehatan Pekalongan: Peralihan Musim Waspadai Penyebaran DBD dan Chikungunya
Dinas Kesehatan Pekalongan Peralihan Musim, Waspadai Penyebaran DBD dan Chikungunya, (Photo: Berita Baru Jateng)

Dinas Kesehatan Pekalongan: Peralihan Musim Waspadai Penyebaran DBD dan Chikungunya



Berita Baru Jateng, Sosial dan Budaya – Masyarakat diminta untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya yang mulai merebak pada peralihan musim penghujan ke musim kemarau. Pasalnya, pada masa peralihan terjadi peningkatan populasi nyamuk, karena berpotensi banyak genangan air sebagai tempat perkembangbiakan dan pertumbuhan larva nyamuk.

Imbauan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan melalui Epidemolog Opick Taufik, saat ditemui di kantornya, beberapa waktu lalu. Menurutnya, masyarakat harus meningkatkan kesadaran terhadap kebersihan lingkungan sekitar.

“Kami berharap, masyarakat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, dengan rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus,” paparnya.

Opick menambahkan, 3 M adalah menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas yang berpotensi jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

“Plus-nya yaitu kegiatan pencegahan DBD lainnya, seperti menaburkan bubuk larvasida (bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau antinyamuk, dan menggunakan kelambu saat tidur,” bebernya.

Upaya pencegahan lainnya , lanjut Opick, adalah memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah. Sebagai upaya pencegahan, pihaknya telah melakukan program pengasapan (fogging) massal pada 25 Maret-11 April 2021, di 10 kelurahan endemis, di antaranya Kelurahan Banyurip, Buaran Kradenan, Podosugih, Klego, Noyontaansari, Kuripan Yosorejo, dan sebagainya. Selain itu, para petugas jumantik juga melakukan pemeriksaan jentik secara berkala sekaligus pelacakan terhadap warga yang terjangkit DBD atau chikungunya.

Menurut Opick, pada 2020, kasus DBD sebanyak 85 orang, lima orang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan pada 2021 sampai pertengahan April ini, jumlah kasus DBD tercatat sebanyak enam orang.

(KDT)