Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Jadi Contoh Perdana Riset Inovasi Pertanian, Bupati Blora Haturkan Terima Kasih pada Kementan
Bupati Blora Arief Rohman saat menjajal alat tanam padi otomatis di Desa Prantaan, Kamis (8/4) (Foto: Instagram @ariefrohman838)

Jadi Contoh Perdana Riset Inovasi Pertanian, Bupati Blora Haturkan Terima Kasih pada Kementan



Berita Baru Jateng, Kedaerahan – Bupati Kabupaten Blora Arief Rahman memberikan ucapan terima kasih kepada Balitbang Kementrian RI. Hal ini sebab ditetapkannya Blora sebagai percontohan penerapan Tanam Perdana Program Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) terhadap jenis tanaman padi.

Bertempat di Lahan Sawah Tadah Hujan (LSTH) seluas 10 hektar, tepatnya di Desa Desa Prantaan, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, yang dalam penerapan perdananya dihadiri langsung oleh Bupati Blora dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balitbang Kementan RI, Priatna Sasmita, Kamis (8/4/21) pagi.

“Terimakasih Pak Kapuslitbang Kementan, salam untuk Pak Menteri. Blora ini memang hampir sebagian besar merupakan sawah tadah hujan.” Katanya, mengutip dari video postingan Instagram resmi bupati Blora.

Ia juga berharap agar riset ini nantinya dapat dijadikan percontohan bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

“Dengan adanya riset ini, kami berharap memperoleh hasil terbaik dan bisa direplikasikan ke daerah lain sehingga berujung pada peningkatan kesejahteraan petani kita, terkhusus pada daerah tadah hujan” lanjut Bupati.

Setibanya di lokasi, rombongan terlebih dahulu meninjau kondisi lahan, melihat inovasi alat pengendali hama dan sumur bor, berdialog dengan petani dan melakukan penanaman.

Adapun alat yang dipakai untuk menanam merupakan mesin tanam padi otomatis atau rice transplanter, tentu saja hal ini nantinya akan lebih mempermudah bagi petani pada masa tanam.

Adapun alasan dipiilihnya Blora sebagai lokasi riset,  sebagaimana dilansir dari situs resmi Kabupaten Blora, adalah dikarenakan kondisi wilayahnya yang memang sebagian besar merupakan sawah tadah hujan.

“Blora ini sebagian besar adalah sawah tadah hujan, maka kami ingin menguji hasil riset kami disini. Kami bawa beberapa varietas padi hasil penelitian yang dirancang memiliki masa tanam pendek dan butuh sedikit air sehingga cocok untuk sawah tadah hujan seperti Blora ini,” ungkap Balitbang Kementan RI, Priatna Sasmita.

Menurutnya, beberapa varietas yang ditanam diantaranya inpari 38, inpari 39, inpari 40, inpari 46, varietas cisaat, dan cakra buana.

“Semuanya ini cocok ditanam di lahan tadah hujan. Kita coba, kita lihat mana yang lebih cocok untuk Blora. Luas lahan yang ditanami kali ini adalah 10 hektare,” lanjut Priatna Sasmita.

Ia juga menganggap hal Ini merupakan center of excellent, artinya menjadi pusat percontohan keunggulan inovasi lahan sawah tadah hujan.

“Harapannya nanti bisa dikembangkan di seluruh kecamatan dan menyebar menjadi model pengembangan sawah tadah hujan tingkat nasional,” tegasnya.

Selanjutnya, Bupati juga meminta agar para petani dan tenaga penyuluh pertanian bisa ikut menyukseskan riset ini. Selain itu, Bupati lantas menyampaikan beberapa permasalahan pertanian yang ada di Kabupaten Blora mulai dari hulu hingga hilir, seperti tentang pupuk subsidi hingga penanganan pasca panen.

“Mohon bantuannya Pak Kapuslitbang. Beberapa waktu lalu kita juga sudah sowan Pak Dirjen PSP dan Dirjen Tanaman Pangan. Semoga Blora bisa terus dibantu,” ungkap Bupati.

(Husein)