Kreatif! Limbah Kayu disulab jadi Jam Tangan bergaya Klasik
Berita Baru Jateng, Ekonomi – Limbah kayu tak selalu harus dibuang, tapi bisa diolah kembali menjadi barang bermanfaat dan bernilai jual. Salah satunya adalah jam tangan berkualitas karya warga Desa Wora Wari Kecamatan Subah Kabupaten Batang, dengan merek OWA Watch.
Kreator jam tangan kayu, Nur Faisal Edi Nugroho, mengungkapkan, jam tangan buatannya awalnya berbahan limbah kayu jati sisa pembuatan mebel. Bahan baku jam tangan diperoleh dari para perajin mebel yang banyak terdapat di wilayah Subah. Kini, jam tangan kreasinya banyak yang dibuat dari kayu selain jati, sesuai permintaan para konsumen.
“Akhirnya produk mulai dikenal, hingga banyak konsumen yang menghendaki jam tangan berbahan dasar kayu sonokeling, mepel, glugu dan sawo, untuk diolah menjadi barang bernilai ekonomi tinggi,” katanya saat ditemui di lokasi pembuatan jam tangan kayu, Desa Wora Wari, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jumat (26/03/21).
Dijelaskan, proses produksi jam tangan dimulai dari pemilahan bahan, pemotongan, perakitan mesin hingga pengepakan. Nur mengaku, pihaknya bisa menghasilkan lima unit jam tangan per hari. Jam tangan kayu tersebut dijual dengan rentang harga bervariasi, tergantung pada bahan bakunya. Jam tangan berbahan kayu dengan kombinasi kulit sapi dijual dengan harga Rp250 ribu, sedangkan jam yang seluruh bahannya berupa kayu dijual seharga Rp350 ribu hingga Rp500 ribu. Selain itu, ada pula jam tangan pesanan khusus dengan diameter dan model yang berbeda. Jam tersebut dijual dengan harga Rp750 ribu.
Ditambahkan, para peminat jam tangan kayu bisa membeli langsung di lokasi pembuatan (workshop) atau memesan secara daring, baik lewat pasar digital atau melalui aplikasi Whatsapp. Penjualan jam tangan secara daring telah dilakukannya sejak 2019 dengan omzet per bulan mencapai 80 unit. Sayangnya, selama pandemi Covid-19, penjualannya turun hingga 50 persen dengan nilai penjualan mencapai Rp15 juta per bulan.
“Buat yang mau pesan online bisa melalui aplikasi mobile marketplace Shoppee, Tokopedia. Bisa juga lewat instagram OWA_Watch atau OWA Katalog serta WattsApp 0852 2914 6175,” terangnya.
Pria yang berprofesi sebagai guru olahraga SMA tersebut mengharapkan, pembuatan jam tangan tangan kayunya bisa mengurangi limbah. Pihaknya juga berharap bisa membuka pasar ekspor ke negeri jiran.
“Sasarannya pingin mengekspor sampai ke Singapura, Malaysia dan Jepang,” harapnya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM) Kabupaten Batang, Subiyanto mengutarakan, produk jam tangan kayu tersebut itu merupakan contoh dari industri kreatif yang berkembang di wilayahnya.
“Konsumen harus memesan karena bentuk, ukuran dan lainnya memerlukan ketelitian dalam proses pembuatannya, apalagi ukuran tangan tiap orang kan berbeda. Bentuk dan warnanya klasik, jadi digemari banyak orang. Saya juga sudah pesan tinggal nunggu dikirim saja,” tuturnya, dikutip dari Pemprov Jateng
Subiyanto berharap para pelaku industri di Batang juga bisa meniru kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh Nur.
(SB Kafi)