Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Minggu Kedua Konflik Palestina, Warga Gaza Berlindung di Sekolah-Sekolah Milik PBB
Foto: Reuters

Minggu Kedua Konflik Palestina, Warga Gaza Berlindung di Sekolah-Sekolah Milik PBB



Berita Baru Jateng, Timur Tengah – Minggu kedua dalam konflik antara Israel dan Palestina tak kunjung menuai jalan tengah. Bahkan kini sekolah-sekolah yang dikelola oleh PBB di Gaza telah dijadikan sebagai tempat berlindung.

Mengutip dari Reuters, Rabu (19/5/21), tampak baju-baju digantung menggunakan tali cuci darurat dan para ibu-ibu memandikan bayinya di wastafel kamar mandi.

Ruang-ruang kelas kelas telahberalih fungsi  menjadi asrama dengan meja ditumpuk dan selimut tersebar di lantai.

Pengungsi Palestina tersebut adalah orang-orang yang terjepit di antara Israel, Mediterania, dan sebagian kecil Mesir. hanya ada sedikit tempat bagi mereka untuk berlindung dari pemboman.

Diperkirakan terdapat 47.000 warga Palestina yang saat ini tengah berkemah di 58 lembaga pendidikan yang dikelola di daerah tersebut.

“Kami mengungsi dengan tanpa membawa kasur atau apa pun. Kami meninggalkan rumah apa adanya, dan kami melarikan diri,” kata Hassan Haboub, ayah sembilan anak yang keluarganya telah membuat rumah sementara di kompleks empat lantai sekolah dasar Pantai Kota Gaza.

Diketahui, Serangan udara Israel telah menghantam Gaza siang dan malam sejak konflik berkobar pada 10 Mei lalu.

PBB menyebut hampir 450 bangunan di Gaza yang menampung 2 juta orang, telah hancur atau rusak parah. 

“Sebagian besar dari 52.000 orang yang mengungsi berada di sekolah PBB,” katanya.

Adapun di sisi lain, pihak Israel mengklaim tindakan penyerangan yang dilakukan hanya mengenai target militer yang sah. Pihaknya juga memberikan peringatan sebelum menargetkan bangunan yang dikatakan digunakan oleh militan, dan melakukan segala cara untuk mencegah korban sipil.

“Hamas menembakkan roketnya ke Israel dari masjid, sekolah, taman bermain, dari area yang dibangun, tepatnya untuk mempersulit kami untuk mencoba dan menargetkan mereka,” kata Mark Regev, penasihat senior perdana menteri Israel kepada radio LBC Inggris, Minggu (16/5/21).

Di kantong Gaza, UNRWA mengatakan mereka telah menyesuaikan banyak sekolah untuk menerima pengungsi setelah konflik besar terakhir pada tahun 2014 antara Israel dan Hamas, kelompok Islam yang telah memerintah sejak 2007.

Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, sebutan yang ditolak kelompok itu.

Salah seorang warga,Ihab El-Attar, mengaku telah meninggalkan rumahnya ke fasilitas PBB tiga kali sebelumnya, ykani pada tahun 2014 dan selama pertempuran pada tahun 2008-2009 dan pada tahun 2012.

Sekali lagi, pada 2021, dia mencari perlindungan di sekolah PBB. Kali ini, dia mengatakan rumahnya hancur dalam pemboman yang menewaskan empat anggota keluarganya – tidak mungkin untuk segera memverifikasi rincian serangan itu.

“Setiap kali ada perang, mereka mengusir kami,” kata Attar, berbicara dari penampungan terakhirnya di sekolah dasar Beach setelah rumahnya dihantam. 

(Husein)