Virus Corona B117 Disebut 64% Lebih Mematikan
Berita Baru, Sosial -Sejak pertama kali ditemukan di London, varian baru Virus Corona B117 telah menginvasi lebih dari 90 negara hingga maret 2021. Hal ini membuat ketua Satgas Covid-19 Profesor Zubairi Djoerban memperhatikan situasi tersebut secara khusus.
Ia menyebutkan bahwa studi yang dilakukan British Medical Journal (Jurnal Kedokteran Britania) mengenai kondisi orang yang terinfeksi varian ini didapati lebih besar kemungkinan meninggal ketimbang orang yang terinfeksi dengan varian yang beredar sebelumnya.
“Studi terbaru menyatakan orang yang terinfeksi varian ini didapati 64% lebih mungkin meninggal ketimbang orang yang terinfeksi dengan varian yang beredar sebelumnya.” Kicaunya melalui akun mendia sosial Twitter pada Jum’at (19/3).
Virus Corona varian B117 yang awalnya dinamakan VOC N501Y.V1 ini muncul bersamaan dengan tingginya tingkat okupansi di rumah sakit
“Kemunculan varian ini berbarengan dengan tingginya okupansi di rumah sakit-rumah sakit dan diketahui meningkatkan angka kematian.” Lanjutnya.
Namun, ia juga menuturkan bahwa efektifitas vaksinasi yang telah dilakukan di Inggris menggunakan Vaksin Pfizer terbukti berhasil. Baginya hal tersebut menjadi pertanda baik.
“Kabar baiknya, vaksinasi di Inggris –yang memakai Pfizer– terbukti efektif menangkal varian B.1.1.7. ini. Alhamdulillah.” Imbuhnya
Adapun sebelumnya, berbagai studi yang telah dilakukan menandai sifat Corona B117 sebagai varian yang mudah menular, meski tidak mematikan.
“Dus. Studi sebelumnya menyatakan B.1.1.7 ini lebih mudah menular tapi tidak mematikan dan telah tersebar ke hampir 100 negara.” Terangnya.
Ia berharap dengan adanya informasi terbaru mengenai Corona B117 ini dapat menjadi perhatian Bersama oleh masyarakat.
“Semoga, studi terbaru yang dimuat di British Medical Journal (Jurnal Kedokteran Britania) ini jadi perhatian kita semua.” Tandasnya.
Sebagai tambahan, Varian Corona B117 dikhawatirkan sejumlah pakar lantaran terbukti 40 hingga 70 persen lebih menular. Sejak awal Januari varian virus ini disinyalir telah masuk di Indonesia.
(Husein)