Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Darori Legislator Asal Kebumen, Tolak Rencana Impor Beras 1 Juta Ton
Ir KRT H Darori Wonodipuro MM IPU, Photo: Istimewa

Darori Legislator Asal Kebumen, Tolak Rencana Impor Beras 1 Juta Ton



Beritabaru, Kebumen – Legislator Senayan asal Kebumen Ir KRT H Darori Wonodipuro MM IPU, menolak rencana pemerintah yang akan mengimpor beras 1 juta ton. Sebab, kebijakan tersebut dinilai telah melukai hati petani. 

“Rencana ini hanya merugikan petani dan kian membuat petani makin sengsara dan frustasi,” kata Darori, Sabtu, (13/03). dikutip dari detik.com

Menurut Kapoksi Komisi IV DPR RI dari Fraksi Gerindra ini, pemerintah seharusnya mendorong bagaimana agar produksi bisa lebih dari hasil selama ini. Misalkan lebih dari 5 ton/ha

“Lebih dari 70 persen petani menyewa lahan jadi biaya produksinya cukup besar. Sehingga mempengaruhi harga jual atau HPP,” ujar pria asli Petanahan ini. 

Selain itu, lanjut Darori, upah buruh tani pun tergolong mahal. Sementara kinerjanya tidak maksimal. Hal ini terjadi karena saat ini buruh tani di Indonesia berusia rata-rata diatas 45 tahun. 

“Sementara tenaga-tenaga muda tidak tertarik menjadi petani,” ungkapnya.

Darori mengungkapkan, biaya produksi di negara lain jauh lebih murah dari Indonesia, yang sekitar 4.000/kg. Seperti, India 2.300/kg, Thailand 2.400/kg, Vietnam 1.700/kg.

“Jadi,apapun yang dilakukan negara kita harga beras akan tetap lebih mahal dari beras impor. Inilah yang harus kita perbaiki bukan malah dengan impor beras,” tegasnya.

Sebelumnya pemerintah mengumumkan soal penting penyediaan beras dengan stok 1-1,5 juta ton termasuk melalui impor dalam waktu dekat ini. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan itu dilakukan demi menjaga ketersediaan stok di dalam negeri supaya harganya tetap terkendali.

“Salah satu yang penting adalah penyediaan beras dengan stok 1 juta -1,5 juta ton,” ujarnya.

Alokasi penyediaan dari impor 500 ribu ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500 ribu ton sesuai dengan kebutuhan Perum Bulog.  Kedua, penyerapan gabah oleh Perum Bulog dengan target setara beras 900 ribu ton saat panen raya pada Maret sampai dengan Mei 2021, dan 500 ribu ton pada Juni sampai September 2021.

Sementara itu Menteri Perdagangan M Lutfi mengungkapkan untuk masalah beras sudah ditentukan oleh Menko Bidang Perekonomian. 

Impor beras ini akan digunakan sebagai iron stock atau barang yang disimpan di Bulog sebagai cadangan dan selalu ada.

“Jadi tidak bisa dipengaruhi panen atau apapun karena ini dipakai untuk iron stock, sudah disepakati dan diperintahkan. Waktu, tempat, dan harga ada di tangan saya,” jelasnya

(SB Kafi)