Hadapi Intoleransi Dunia Virtual, Wirda Mansur: Hati Yang Bersih Tidak Akan Munculkan Dendam
Berita Baru jateng, Sosial dan Budaya – Wirda Mansur tanggapi soal persoalan intoleransi yang kerap terjadi di dunia maya sejak beberapa tahun terakhir. Menurutnya, hati yang bersih tidak akan memunculkan dendam diantara masyarakat.
Hal ini ia ungkapkan dalam salah satu agenda ‘diskusi cerdas’ yang diadakan oleh Wahid Foundation dalam acara Jateng Edufest 2021, Rabu (21/4/21).
Menurutnya, media sosial memposisikan masyarakat berada pada situasi belum saling mengenal, sehingga muncul kesan negatif terhadap orang lain.
“Ini tuh soal kenal nggak kenal aja sebenarnya. ketika kita tidak mengenal seseorang, first impressnya rasanya jelek aja, sehingga nggak bisa melihat kebaikan dia.” Katanya.
Maka dari itu, mengelola hati menjadi kunci utama dalam mencegah munculnya masalah semacam ini.
“kita tidak akan punya rasa benci pada orang lain, kalau hati kita bersih,” jelasnya.
meski demikian, Wirda menjelaskan, ia tak menyangkal bahwa dia sendiri sekalipun terkadang masih terbawa pandangan sebelah mata terhadap orang lain.
“kadang-kadang tetap suka liat orang sebelah mata. Suka ada perasan, ih kok dia begini amat sih, tapi aku langsung cepet-cepet istighfar.” Katanya.
Dalam menghadapi hal tersebut, ia menekankan dirinya agar memandang orang lain secara jernih dang terbuka.
“Jadi aku kalau ketemu orang baru, aku itu selalu memposisikan diriku sebagai orang yang gak tau apa-apa, dan memposisikan diri untuk mau saling memperlajari satu dengan lainnya.” Jelasnya.
Selanjutnya, ia juga menerangkan bahwa dendam itu justru membuat hati terasa berat. Maka dari itu, ia menyarankan agar sebisa mungkin menghindari dendam terhadap seseorang.
“Pokoknya kalau nggak punya dendam itu damai, lo! hati itu enteng.” Ujarnya.
Dalam padangan Wirda, orang itu puas ketika kita mengakui salah. semakin kita membela diri, semakin jadi masalah nantinya. Kalau sudah seperti itu sebaiknya minta maaf saja, walaupun di dalam hati kita merasa tidak memilki salah apapun.
Di samping itu, lanjut Wirda, di zaman teknologi yang semakin pesat semacam ini, terkadang membuat kita menjadi pengecut dan hanya berani di balik layar tanpa berani menunjukkan kita itu siapa. Apalagi, banyak sekali pengguna sosial media yang memakai akun fake.
“Jadi, hal ini menunjukkan sekali berapa nggak matangnya mental kita. Apakah cuma segitu aja, kayak kalau nggak komentar yang jahat nggak afdhol aja gitu.” Tandasnya.
(Husein