Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Nobar Wadon Ora diDol dan Cilacap Darurat Kekerasan Seksual

Nobar Wadon Ora diDol dan Cilacap Darurat Kekerasan Seksual



BERITABARU, CILACAP – Telah dilaksanakan Nonton Film & Diskusi Wadon Ora di Dol pada Jumat (15 Juli 2022) secara langsung di Kedai Lofi Koffie Cilacap. Acara ini merupakan salah satu agenda rutinan Cilacap Bisa dan diikuti oleh kurang lebih 50 peserta dari berbagai komunitas dan kampus yang ada di Cilacap.

Acara dimulai pada pukul 19.30 WIB dengan pembukaan oleh moderator. Dalam acara ini, peserta disuguhkan film dokumenter yang berjudul Wadon Ora di Dol dengan durasi 45 menit. Kemudia dilanjutkan dengan tanggapan dari narasumber dan diskusi. Narasumber pada acara ini yaitu Rinda Rachmawati selaku pegiat gender dari Ruang Aman Perempuan Cilacap. Acara ini berlangsung dengan baik dan lancar, terlihat dari antusias peserta yang hadir.

Film dokumenter karya kolaborasi antara Komunitas Women March, Watchdoc dan Pamflet Genarasi dengan tema perkawinan anak dan prostitusi anak.

Setelah sesi menonton film bersama, dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan Rinda sebagai pemantik.

Rinda menanggapi, film ini diambil berdasarkan kisah nyata yang dialami oleh sebagian perempuan di Kabupaten Indramayu.

“Film ini mengadopsi kisah nyata karena ini adalah film dokumenter, murni dari cerita yang ada di lapangan. Tak hanya di Indramayu, ternyata pada kenyataannya di Cilacap pun sama, masih banyak perkawinan anak yang menyebabkan tingginya angka perceraian di Cilacap, ujar dia kepada audiens.

Dampak dari perkawinan anak ternyata sangat kompleks, salah satunya tidak sedikit anak-anak yang terlibat dalam prostitusi. ironinya sebagian dari mereka itu justru dipaksa oleh orang tuanya sendiri karena terjepit faktor ekonomi keluarga.

“Jadi banyak juga di Cilacap yang dinikahkan saat baru lulus dari sekolah menengah pertama atau sekitar 15 tahun, karena perkawinan anak ini banyak yang hubungannya berakhir dengan perceraian,” ujarnya.

Kondisi tersebut, kata dia menjadi pekerjaan rumah (PR) besar secara nasional bagi semua pihak. Mengingat, perkawinan anak hingga sekarang masih menjadi masalah di Indonesia. Daerah dengan jumlah perkawinan anak yang tinggi salah satunya adalah Kabupaten Cilacap.

Hal tersebut, menurutnya tidak lepas dari budaya masyarakat Cilacap yang memandang anak perempuan adalah beban dan kemudian ketika sudah dinikahkan sudah tidak menjadi tanggungan keluarga lagi.

Melalui nonton bareng film dokumenter dan diskusi ini, pihaknya ingin mengajak semua pihak untuk peka terhadap isu tersebut.

Yakni dengan memberikan edukasi yang setara untuk anak – anak disekitar kita seperti pendidikan, ekonomi, sosial dan lain sebagainya. Sehingga, tidak ada lagi anak – anak yang menjadi janda diusia yang masih muda.

Selain Nobar dan Diskusi, dalam kegiatan tersebut juga mendengarkan cerita dari Ayah seseorang yang menjadi korban kekerasan seksual di salah satu sekolah dasar yang ada di Cilacap. Ayah korban meminta dukungan dari teman – teman yang hadir untuk bisa terus mengawal sampai pelaku bisa dihukum sesuai dengan undang – undang yang berlaku.

Acara diakhiri dengan pembuatan video dukungan untuk para korban kekerasan seksual yang ada di Cilacap. Dengan komitmen untuk menyuarakan bahwa Cilacap sedang tidak baik – baik saja. “Tidak cepat tanggapnya dari pihak yang harusnya menangani menjadi keresahan kita semua,” ucap Fais founder Cilacap Bisa.

“Cilacap darurat kekerasan seksual, kami bersama korban”, ucap audiens bersama-sama.