Simpang Siur Kongres XX PMII: Mulai Dari Panitia, Calon Ketum, Bahkan Alumni
Berita Baru, Sosial dan Budaya – Tak kunjung selesainya Kongres ke-XX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-20 tahun 2021 menimbulkan beragam respon dari berbagai pihak.
Salah satu Calon Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII Kaharuddin, misalnya, menyayangkan adanya praktik kartel politik dalam Kongres ke-XX PMII. Menurutnya, pendekatan yang digunakan dalam pemilihan Ketua Umum sudah tidak menggunakan visi dan gagasan, melainkan pendekatan pragmatis jangka pendek.
“Intervensi eksternal terhadap Kongres PMII sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan,” terang Kahar, Mengutip dari Beritabaru.co, Senin (22/3).
Ia menegaskan, organisasi kaderisasi ini (PMII) harus segera diselamatkan dari syahwat politik eksternal yang tidak mempunyai tanggung jawab. Apalagi menggunakan instrumen parpol dan lembaga negara dalam proses pemilihan Ketua Umum PB PMII periode 2021-2023.
“Money politic digencarkan secara vulgar, hal ini berdampak buruk dan merusak organisasi. Mari bersama kita selamatkan PMII. Rumah pergerakan kita bersama yang kita cintai,” tegasnya.
Di sisi lain, Ikatan Alumni PMII (IKA PMII) yang berada di Balikpapan terut andil dan bergerak cepat untuk mengamankan situasi agar tidak terjadi hal-hal yang membuat suasana Kongres jadi tidak kondusif.
Dilansir dari Pusaranmedia.com, minggu (21/3), Sekretaris IKA PMII Kaltim, Syafruddin menegaskan bahwa pihaknya telah menghubungi berbagai elemen yang turut bertanggung jawab pada kongres ini, namun tidak ada respon.
“Keadaannya hari ini terkendala kita juga tidak ngerti kendalanya di mana, kita udah berusaha berkomunikasi menelepon, WA semua sudah kita lakukan baik demisioner PB, SC, OC sudah kita hubungi semua,” katanya.
Menurutnya, jadwal yang sudah ditetapkan panitia Kongres PMII XX harusnya terlaksana dengan baik sehingga tidak memancing keributan antar kader-kader PMII nantinya. Karena sambungnya, dari informasi yang ia dapatkan, lengurus PB PMII sudah meyelesaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang kemudian menjadikannya demisioner. Sehingga harusnya tinggal melaksanakan pemilihan Ketua Umum PMII yang baru.
“Ketika kepengurusan itu demisioner maka mandataris atau kewenangan penuh ada di tangan SC. Sampai hari ini kita masih menunggu tapi belum muncul dan belum ada ya kita terus menunggu,” ungkap Syafruddin.
Tak hanya itu, Panitia Kongres PMII Zona III Batam menghentikan agenda Kongres karena putus kontrak acara, sehingga panitia lokal Zona III Batam menunggu informasi dari pengurus panitia Pusat PMII.
Dikabarkan sejak Minggu (21/3), salah satu arena Kongres di zona ini sudah mulai dirapikan dari atribut Kongres PMII. Laporan dari Zona 3, Batam, semua perangkat Virtual Zoom dan Video Conferance pun telah dilepas dan dicabut dari sambungannya tidak tersisa.
(Husein)