Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Suasana UAS dan Cak Nun Tatkala Bertemu dan Bersolawat Bersama
Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Cak Nun saat bertemu di salah satu sekolah di Jombang (Foto: You Tube/Gus Wilson)

Suasana UAS dan Cak Nun Tatkala Bertemu dan Bersolawat Bersama



Berita Baru Jateng, Hiburan – Ustadz Abdul Somad atau biasa dipanggil UAS mendendangkan Sholawat Ya Robbibil Mustofa bersama dengan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) tatkala berkunjung ke Jombang, tepatnya di SMK Global, bertepatan acara wisudaan sekolah tersebut, Sabtu (22/5/21).

Nyanyian sholawat itu didendangkan secara beriringan oleh UAS dan Cak Nun. Terdengar suara merdu UAS dengan nada yang cukup tinggi dan apik dengan diiringi paduan musik dari siswa SMK Global.

Awalnya, UAS tampak sungkan saat diminta bernyanyi oleh jama’ah yang hadir. Namun Cak Nun secara terang-terangan mengintrik UAS.

“Ini beliau suaranya cukup bagus, iya to, terus sampean ngongkon opo? Nyanyi?” ujar Cak Nun, melansir dari kanal You Tube Gus Wilson, yang langsung ditanggapi dengan riuh oleh jam’ah.

Cak Nun lantas menyampaikan bahwa tuntutan umat itu harus dituruti oleh kiainya, kalau tidak akan menyebabkan dosa.

“Kalau sudah umat bilang nyanyi terus kiainya ndak nyanyi duso yo? Kira-kira duso yo,” tegas Cak Nun.

Maka tak ayal, UAS sendiri yang memulai bernyanyi sholawat Ya Robbibil Mustofa dan kemudian disambut oleh Cak Nun.

Dalam kesempatan tersebut, Cak Nun menyebut UAS sebagai sosok yang dibutuhkan bangsa Indonesia.

“Beliau ini orang yang sangat masyhur, orang yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia, umat Islam, dan kita semua” Ujar Cak Nun.

Tak berhenti di situ, Cak Nun juga menjelaskan bahwa UAS bukan hanya menguasai Ilmu, tetapi manusia yang Indah.

“Ini loh yang ada di TV-TV itu, rek. Ini, seperti ini orangnya. Ini bukan hanya orang yang pintar, melainkan juga indah. Beliau sedang merasakan keindahan di puncaknya,” jelas Cak Nun.

Di sisi lain, UAS menceritakan pengalaman dirinya tatkala baru menginjakkan kaki di Mesir dan belum mampu bercakap bahasa Arab, di antara buku yang ia bawa ketika itu ialah karya-karya milik Cak Nun.

“Tahun 1998 saya ke Mesir, kemudian di sana saya belum bisa bahasa Arab, saya membaca buku, diantara buku-buku yang saya bawa dari Indonesia (yakni) buku-buku Cak Nun” ujar UAS

UAS mengaku mulai saat itu hingga sekarang ia masih mengagumi sosok Cak Nun, bahkan masih mengikuti berita tentangnya hingga saat ini.

“Lalu kemudian setelah itu tahun 2002 saya pulang ke Indonesia, saya terus mengikuti berita tentang Cak Nun. Sampai hari ini saya tetap nonton beliau di You Tube,” Jelas UAS.

(Husein)