Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Hindun Anisa Anggota DPR RI
Hindun Anisa Anggota DPR RI

Hindun Anisah: Maksimalkan Sosialisasi Nilai-nilai Luhur Pancasila di Media Sosial



JEPARA.Beritabarujateng – Di era digital yang penuh tantangan informasi seperti sekarang, Anggota DPR RI Hindun Anisah menegaskan pentingnya media sosial sebagai sarana penyebaran nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar di Jepara, Hindun mengajak masyarakat, khususnya generasi muda dan para pegiat media sosial, untuk menghidupkan kembali semangat kebangsaan melalui konten-konten positif yang mencerminkan semangat Pancasila.

“Media sosial harus mampu menjadi ladang penyemaian nilai-nilai persatuan, gotong royong, dan spiritualitas yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Jangan sampai pesan-pesan moral kalah gaungnya dengan propaganda yang merusak persatuan bangsa,” ujar Hindun Anisah.

Media Sosial: Tantangan dan Peluang dalam Penyebaran Nilai Pancasila

Hindun menyadari bahwa saat ini media sosial bukan hanya menjadi sarana komunikasi, melainkan juga medan pertempuran ideologi. Maraknya konten negatif, ujaran kebencian, hoaks, hingga provokasi antar kelompok, telah menjadi ancaman nyata bagi keharmonisan bangsa. Dalam konteks ini, Pancasila perlu kembali ditegaskan sebagai panduan hidup berbangsa dan bernegara.

“Kita tidak boleh membiarkan ruang digital dikuasai oleh narasi-narasi yang memecah belah. Media sosial harus menjadi alat untuk memperkuat jati diri bangsa dan menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya persatuan,” tegas Hindun.

Ia pun menekankan bahwa sosialisasi nilai-nilai Pancasila harus dilakukan secara masif oleh seluruh elemen bangsa—baik pemerintah, tokoh masyarakat, akademisi, hingga content creator. Peran kolaboratif ini dinilai sangat penting untuk mengimbangi gempuran konten negatif yang kian merajalela.

Hindari Polarisasi, Utamakan Kepentingan Bangsa

Hindun Anisah: Maksimalkan Sosialisasi Nilai-nilai Luhur Pancasila di Media Sosial

Lebih lanjut, Hindun menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya tensi politik dan sosial di akar rumput. Ia menyoroti fenomena saling unjuk kekuatan antar organisasi masyarakat yang justru membuka ruang konflik. Hal ini, menurutnya, merupakan dampak dari memudarnya nilai gotong royong dan toleransi yang selama ini menjadi roh dari Pancasila.

“Semua pihak harus menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan. Sudah saatnya kita hentikan perdebatan yang kontraproduktif, apalagi sampai menimbulkan bentrokan fisik. Itu hanya akan membuat bangsa kita mundur,” ungkapnya.

Ia juga mengingatkan bahwa situasi ekonomi yang belum stabil seharusnya menjadi fokus utama pemerintah dan masyarakat. Menurutnya, kebutuhan dasar rakyat seperti pendidikan, kesehatan, dan pangan harus menjadi prioritas yang didahulukan daripada pertarungan politik identitas.

Ajakan untuk Generasi Muda: Jadilah Duta Pancasila Digital

Dalam kesempatan tersebut, Hindun memberikan penekanan khusus pada peran generasi muda dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan. Ia menyebut bahwa generasi digital memiliki keunggulan dalam mengelola informasi, membentuk opini publik, dan menyebarluaskan pesan-pesan moral melalui berbagai platform.

“Jadilah duta Pancasila digital. Gunakan kreativitas kalian untuk membuat konten yang mencerdaskan, menyatukan, dan membangun karakter bangsa. Dari meme, video pendek, podcast, hingga thread informatif—semua bisa menjadi sarana edukasi kebangsaan jika diarahkan dengan benar,” ajaknya.

Ia juga mengapresiasi berbagai inisiatif digital yang selama ini telah dilakukan oleh komunitas-komunitas kreatif, organisasi kepemudaan, hingga influencer yang mengangkat isu kebhinekaan, toleransi, dan nasionalisme melalui pendekatan yang menyenangkan dan mudah dicerna.

Harapan ke Depan: Ruang Digital yang Sehat dan Beretika

Mengakhiri sambutannya, Hindun Anisah menegaskan bahwa perjuangan menegakkan nilai-nilai Pancasila tidak boleh berhenti di ruang fisik. Di tengah revolusi digital, perjuangan itu harus merambah ke ruang-ruang virtual yang kini menjadi tempat bertemunya jutaan warga negara Indonesia setiap harinya.

“Kita butuh ruang digital yang sehat, inklusif, dan mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa. Pancasila bukan hanya untuk dikaji dalam buku, tetapi juga untuk diwujudkan dalam interaksi digital sehari-hari,” tutupnya.