Malangnya Gadis Myanmar Kritis Tertembak Aparat saat hendak beli sayur
Beritabaru, jakarta – Gadis berusia 16 tahun di Myanmar mengalami kritis setelah tertembak peluru aparat keamanan. Diduga terjebak dalam baku tembak aparat yang tengah berusaha menghalau demonstrasi anti kudeta.
Gadis dengan nama samaran Ngwe Oo itu tengah dalam perjalanan ke pasar ketika peluru karet menghantamnya pada Selasa (16/3/21).
Insiden itu terjadi di Wundwin, sebuah kota terpencil di wilayah Mandalay.
“Dia akan membeli sayuran, tapi kemudian pasukan keamanan menembaknya dari kejauhan,” kata seorang dokter kepada AFP, Rabu (17/3/21).
“Dia bahkan tidak ikut protes.”
Dalam keadaan panik, orangtua langsung melarikannya ke rumah sakit.
Gadis itu dibawa ke rumah sakit dalam perjalanan enam jam penuh risiko akibat kendala sistem perawatan kesehatan dan jam malam yang diberlakukan junta militer. Serta kurangnya rasa percaya pada layanan yang selaras dengan militer.
Dokter La Min, bukan nama sebenarnya, mengatakan kepada AFP bahwa orangtua gadis itu putus asa. J
unta berulang kali mengatakan rumah sakit yang dikelola militer bisa digunakan untuk warga sipil. Akan tetapi orangtua Ngwe Oo takut dengan layanan yang didukung tentara.
Gadis itu awalnya dibawa ke klinik yang dikelola badan amal. Namun di sana kepalanya hanya dibalut, dan lukanya dinyatakan terlalu serius. Akhirnya orangtua memutuskan pergi ke rumah sakit kota. Namun staf mengatakan mereka tidak memiliki kemampuan untuk merawat Ngwe Oo, lalu merujuk mereka ke rumah sakit militer terdekat di Pyin Oo Lwin, sekitar tiga jam perjalanan.
Mereka berusaha mencari jalan lain dan berbalik arah menuju Meiktila, karena terdapat rumah sakit umum memiliki peralatan dan staf yang dibutuhkan untuk merawat sang putri. Tapi saat itu waktu sudah lewat pukul 20.00 dan militer memberlakukan jam malam. Itu artinya siapa pun yang ditemukan di luar rumah maka akan ditangkap.
“Keluarga itu tidak tahu ke mana harus pergi, mereka bolak-balik di jalan antara arah Pyin Oo Lwin dan Meiktila,” kata La Min. dikutip dari CNNIndonesia.com
Pada akhirnya, mereka tidak punya pilihan selain pergi ke rumah sakit militer. Dokter mengantar mereka ke sana, khawatir pusat medis yang dikelola warga sipil akan menolak.
Ngwe Oo sadar sepanjang waktu meski mengalami pendarahan di kepala. Sesampainya di rumah sakit militer pada pukul 11 malam, remaja berusia 16 tahun itu segera menjalani CT scan. Hasilnya menunjukkan bagian tengkorak yang patah telah masuk ke otaknya di sisi kanan.
“Dia bisa meninggal jika tidak dioperasi, tetapi bahkan dengan itu, hanya ada kemungkinan bertahan hidup 50 persen,” kata La Min.
Dua puluh empat jam setelah tiba di rumah sakit, nasib Ngwe Oo masih belum jelas. Dokter memberi tahu keluarga bahwa dia kehilangan banyak darah setelah operasi.
“Saya sangat sedih dan mengkhawatirkan dia,” kata ibunya kepada AFP, menangis dan tidak dapat berbicara banyak.
Myanmar mengalami krisis setelah angkatan bersenjata Tatmadaw menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan mengumumkan kudeta pada 1 Februari lalu.
Tatmadaw juga mengumumkan status darurat militer selama satu tahun, Kudeta telah memicu pemberontakan massal. Ratusan ribu orang turun ke jalan untuk menuntut kembalinya demokrasi. Sejak kudeta, lebih dari 180 orang tewas dibunuh aparat keamanan Myanmar, dan ribuan lainnya ditangkap.
(SB Kafi)