Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Cak Imin

Pakar Nilai Cak Imin Punya Geneologi Pengalaman dan Gagasan Mengurus Lompatan SDM Unggul Indonesia



Berita Baru, Semarang – Mengomentari buku gagasan kesejahteraan yang ditujukan kepada Cak Imin “Mata Air Indonesia Maju”, Timboel Siregar Koordinator BPJS Watch menyebut tokoh politik Muhaimin Iskandar memiliki geneologi pengalaman dan gagasan komprehensif terkait lompatan SDM yang diperlukan angkatan kerja baru Indonesia.

“Buku ini menampilkan komitmen dan keterbuakaan Cak Imin, visinya tentang kesejahteraan dan masalah SDM menjadi bisa dirujuk dan seharunya beliau siap.” Katanya.

Timbul berharap program peningkatan kualitas SDM Indonesia terintergrasi dengan agenda kesejahteraan lainnya. “Agenda lompatan untuk SDM unggul semestinya adalah bagian dari program jaminan sosial.” Terang Timbul.

Untuk diketahui, merujuk laporan dari bank Dunia pada tahun 2020, menyebut Indonesia masih di bawah Philipina Malaysia, dan Thailand dalam tingkat keunggulan Sumber Daya Manusia (Human Capital Index) Indonesia berada pada peringkat 87 dari 174 negara. Nilai HCI Indonesia adalah 0,54 tertinggal dari beberapa negara Asia Tenggara.

“Posisi tersebut stagnan karena tidak beranjak sejak 2008. posisi Indonesia di bawah di bawah Vietnam (0,69 poin), Brunei Darussalam (0,63 poin), Malaysia (0,61 poin), dan Thailand (0,61 poin),” Jelas Timbul Siregar.

Sementara di dalam negeri Indonesia, Timbul menyebut karakteristik penduduk bekerja Indonesia saat ini masih didominasi oleh pekerja rata rata lulusan SMP ke bawah sebanyak 56 persen – SD ke bawah 37,41% (49.03 juta orang) dan lulusan SMP 18,54% (24,3 juta).

Sebab itu menurut Timbul, Selain pelatihan vokasi dan pelatihan profesi termasuk pemagangan, komitmen politik pemimpin dinilai jadi faktor penting.

“Saya pernah ketemu dan berdiskusi langsung dengan Cak Imin saat menjadi Menaker, beliau punya konsen dengan masalah ketenagakerjaan.” Jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Mantan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyampaikan hal senada.
Mantan Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, mengatakan pemimpin Indonesia 2024 harus mampu mengatasi masalah sumber daya manusia (SDM) dan ketersediaan lapangan kerja. Menurut Hanif SDM unggul menjadi kunci penting kemajuan Bangsa Indonesia.

“Karena masalah SDM dan ketenagakerjaan saat ini tidak hanya menjadi tantangan Indonesia tetapi dunia global hari ini,” Kata Hanif dalam diskusi peluncuran buku Mata Air Indonesia Maju: Gagasan Untuk Cak Imin, di Semarang, Selasa, 9 Agustus 2022.

Hanif menjelaskan seorang pemimpin baru dikatakan berhasil apabila mampu menjaga ketersediaan lapangan kerja. Selain itu pemimpin juga harus mampu memberikan akses dan jaminan sosial yang berkualitas dan adil bagi masyarakat.

“Jadi penting untuk memberi kesempatan orang yang pernah menangani masalah ketenagakerjaan seperti halnya Cak Imin diberi kesempatan memimpin,” jelas Hanif.

Mata Air Indonesia Maju

Sementara itu merujuk pengantar Muhaimin Iskandar untuk buku Buku “Mata Air Indonesia Maju—Gagasan Untuk Cak Imin”, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut ingin soal SDM unggul menjadi fokus kerjanya.

Wakil Ketua DPR RI itu ingin fokus menciptakan SDM unggul sejumlah 50 juta pekerja terampil untuk mengatasi mismatch ketenagakerjaan. Menguatkan investasi dan inovasi dalam bidang riset teknologi khususnya bidang kesehatan untuk memperkuat nilai tambah, produktifitas, dan daya saing ekonomi Indonesia.

Secara umum langkah dan fokus kerja Muhaimin Iskandar dalam memajukan kualitas SDM dan kesejahteraan Indonesia ke depan adalah pertama: meningkatkan peran negara untuk menyiapkan SDM Unggul melalui alokasi APBN sebesar 2 % PDB.

Kedua: Meningkatkan inovasi dan industrialisasi nasional terutama di sektor energi dan agraria Indonesia.

Ketiga: Modernisasi sistem kesehatan nasional untuk menjamin akses dan kualitas kesehatan seluruh Indonesia.

Keempat: Meningkatkan alokasi APBN sebesar 2 % PDB. Penguatan kapasitas fiskal dengan target perolehan pajak 20 % PDB. Kelima: Mempercepat transisi energi dengan target 50 % energi hijau selama 10 tahun. (*)