PKB Cilacap Gandeng Abdul Hakim, Putra Kyai Maslahudin Djailani, Sebagai Bacaleg: Membangun Kepercayaan Diri Milenial dan Santri dalam Politik
Cilacap, Berita Baru – Pada tanggal 13 Mei 2023, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Cilacap melakukan proses pendaftaran bagi 50 bakal calon legislatif (Bacaleg) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cilacap. Dalam barisan calon yang diajukan, satu nama khusus menarik perhatian, yaitu H. Abdul Hakim, putra dari kyai KH. Maslahudin Djailani yang saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Nurul Huda Kawunganten dan Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Kawunganten.
PKB Cilacap dengan sengaja mengajukan Abdul Hakim sebagai calon dengan tujuan tertentu. Sebagai Ketua DPC, Syamsul memiliki harapan besar untuk meraih dukungan suara yang signifikan, terutama dari kalangan kaum milenial dan para santri. Latar belakang Abdul Hakim yang erat kaitannya dengan kegiatan keagamaan dan pengabdian kepada masyarakat memberikan daya tarik tersendiri bagi pemilih, terutama di kalangan santri dan generasi muda.
Keterlibatan Abdul Hakim dalam kontestasi politik merupakan strategi PKB untuk memperkuat basis dukungan dan mendorong partisipasi aktif kaum milenial dan santri dalam proses demokrasi. PKB berkomitmen untuk membangun kepercayaan diri generasi muda dan santri dalam dunia politik, dengan harapan dapat menciptakan perubahan positif yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan dan pengabdian kepada masyarakat.
Melalui keikutsertaan Abdul Hakim sebagai Bacaleg, PKB Cilacap ingin memberikan inspirasi kepada generasi muda dan santri bahwa mereka memiliki potensi dan kontribusi yang berarti dalam membangun masyarakat dan negara. Partai ini berupaya untuk melibatkan mereka secara aktif dalam proses politik, sehingga suara mereka dapat didengar dan aspirasi mereka dapat diwujudkan.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cilacap merupakan kekuatan politik yang sangat signifikan di wilayah tersebut, dan mereka memiliki tujuan ambisius untuk meraih 12 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam pemilihan mendatang. Syamsul, selaku Ketua DPC PKB Cilacap dan mantan Wakil Bupati Cilacap, dengan tegas menyatakan komitmen partainya untuk memaksimalkan peningkatan jumlah kursi di setiap daerah pemilihan (dapil).
Meskipun target minimum yang telah ditetapkan adalah 12 kursi, PKB Cilacap berharap dapat melampaui angka tersebut dan mencapai 13 hingga 15 kursi dalam pemilihan tersebut. Syamsul menyampaikan optimisme penuh dalam mencapai tujuan tersebut setelah menyerahkan berkas pendaftaran Bacaleg di KPU Cilacap pada Sabtu, 13 Mei 2023.
“Target utama kami dalam Pemilu 2024 adalah memperoleh 12 kursi, namun kami berharap bisa mencapai 13, 14, atau bahkan 15 kursi jika terjadi pergeseran ke arah yang lebih baik. Kami penuh optimisme dengan dukungan yang kami terima,” ujar Syamsul.
Dengan fokus pada peningkatan jumlah kursi, PKB Cilacap berkomitmen untuk mengampanyekan program-program yang relevan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat. Partai ini berupaya untuk memperkuat kehadirannya dan menjadi wakil yang efektif dalam DPRD, sehingga dapat mewakili dan memperjuangkan kepentingan warga Cilacap dengan sebaik-baiknya.
PKB juga memberikan perhatian khusus pada kalangan milenial dengan mencalonkan banyak Bacaleg dari generasi ini. Harapannya adalah bahwa keberagaman latar belakang para Bacaleg yang diusung dapat mendapatkan dukungan suara di seluruh daerah pemilihan.
Selain itu, PKB juga mendorong para incumbent, yaitu anggota DPRD yang sedang menjabat, untuk maju kembali dalam pemilihan kali ini. Hal ini menunjukkan kepercayaan partai terhadap kinerja dan kontribusi mereka dalam mewakili rakyat di DPRD.
Namun demikian, PKB tidak hanya mengandalkan internal partai saja. Mereka juga mengajak berbagai kalangan untuk bergabung dan berjuang membangun Kabupaten Cilacap. Tokoh masyarakat, Aparatur Sipil Negara (ASN) atau pemerintah daerah, entrepreneur, guru, dan mereka yang berasal dari pamong desa diundang untuk bersama-sama berpartisipasi dalam memajukan Kabupaten Cilacap.
PKB dikenal dengan tagline religius dan nasionalis yang sejalan dengan sejarah kelahiran partai tersebut dari Nahdlatul Ulama (NU). Tagline ini mencerminkan komitmen PKB dalam memadukan nilai-nilai agama dengan semangat kebangsaan. Namun demikian, Syamsul menegaskan bahwa PKB adalah partai yang terbuka untuk semua golongan dan agama. Hal ini sejalan dengan prinsip pluralitas yang dipegang oleh pendiri partai, yaitu almarhum Gus Dur. PKB menghargai keberagaman dan memperjuangkan inklusivitas dalam berpolitik.
Dalam pencalonan Bacaleg kali ini, PKB lebih menawarkan konsep cara berpolitik untuk membangun Cilacap daripada hanya mengumbar janji-janji. Mereka berfokus pada upaya membangun aspirasi dan sinergi dengan pemerintah provinsi dan pusat guna memperkuat posisi PKB dalam membangun Kabupaten Cilacap. PKB berkomitmen untuk berperan aktif dalam memajukan daerah dan berkontribusi nyata dalam pembangunan.
Dengan pendekatan ini, PKB ingin memperoleh dukungan masyarakat berdasarkan kinerja dan kontribusinya yang konkret dalam membangun Kabupaten Cilacap, mengedepankan kepentingan masyarakat secara menyeluruh, dan menjalin kolaborasi yang kuat dengan instansi pemerintah lainnya. PKB siap mewujudkan visi dan misi partainya dengan melakukan kerja nyata demi kemajuan dan kesejahteraan Kabupaten Cilacap.
Pesan KH. Maslahudin Djailani Ayah Dari H. Abdul Hakim
Pesan yang disampaikan oleh Ayah Abdul Hakim, yang namanya tidak asing lagi di kalangan para santri di Cilacap, sangat relevan dan memberikan arahan yang penting kepada pemilih milenial dan kaum santri. Ia mengimbau agar mereka mencari pemimpin yang memiliki jiwa nasionalis dan agamis, serta mampu menjaga keseimbangan antara kebijakan yang sesuai dengan koridor/syariat agama.
Pesan tersebut menunjukkan pentingnya memiliki pemimpin yang tidak hanya memegang teguh nilai-nilai agama, tetapi juga memiliki kesadaran nasionalis yang kuat. Dalam konteks ini, pemimpin yang nasionalis agamis akan mampu menggabungkan kebijakan yang mendukung perkembangan agama dengan menjaga keselarasan dan keadilan dalam konteks kebangsaan.
Dalam era yang semakin kompleks dan dinamis seperti sekarang, di mana tantangan global dan kepentingan lokal seringkali saling berbenturan, penting bagi pemimpin untuk mampu mengambil kebijakan yang tidak hanya berlandaskan pada agama, tetapi juga memperhatikan konteks nasional dan kepentingan masyarakat secara menyeluruh. Dengan demikian, pemimpin yang nasionalis agamis akan mampu menghadirkan kebijakan yang seimbang, yang mempertimbangkan kebutuhan agama sekaligus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Pesan ini juga menggarisbawahi pentingnya memilih pemimpin yang memiliki visi inklusif dan mampu mewujudkan kerukunan antarumat beragama. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan nasionalisme, pemimpin tersebut dapat menciptakan harmoni di tengah masyarakat yang beragam dan menjaga keragaman sebagai aset penting bagi kemajuan dan keberlanjutan bangsa.
Melalui pesan ini, Ayah Abdul Hakim mengajak pemilih milenial dan kaum santri untuk tidak hanya melihat pada aspek agama semata, tetapi juga memperhatikan aspek nasionalis dalam memilih pemimpin. Dengan memilih pemimpin yang nasionalis agamis, diharapkan dapat terwujud keseimbangan yang baik antara kebijakan yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan kepentingan nasional yang lebih luas, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat yang nyata dari kepemimpinan yang berkualitas.***