Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pagar Milik PT RUM Sukoharjo Bocor, Air Dari Pabrik Dikhawatirkan Cemari Sungai
salah seorang warga saat mengecek jumlah partikel sisa pabrik PT RUM dalam air kali Gubit, Sukoharjo (Foto: Solopos)

Pagar Milik PT RUM Sukoharjo Bocor, Air Dari Pabrik Dikhawatirkan Cemari Sungai



Berita Baru Jateng, Kedaerahan – Jebolnya pagar beton milik pabrik  PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Sukoharjo sejak beberapa hari lalu membuat warga setempat khawatir.

Pasalnya, air yang diduga limbah produksi dan kegiatan pendukung di PT RUM  berpotensi mencemari aliran Kali Gupit yang mengalir ke Sungai Bengawan Solo.

Melansir dari Solopos.com, Selasa (30/3/21), pagar beton pabrik itu jebol di bagian bawah yang berbatasan langsung dengan aliran Kali Gupit dan permukiman penduduk. Air yang bewarna keruh dari dalam pabrik mengucur deras ke Kali Gupit yang mengalir ke Sungai Bengawan Solo.

Diketahui pula pagar beton pabrik itu sudah retak beberapa tahun lalu, lalu manajemen PT RUM telah memperbaiki pagar beton itu. Kini, pagar beton pabrik kembali retak dan jebol sehingga air bewarna keruh langsung mengalir ke Kali Gupit.

 “Saya baru tahu pagar beton pabrik di sisi selatan jebol pada beberapa hari lalu. Namun, saya tidak tahu penyebabnya secara jelas,” kata Hirman, seorang warga Dusun Ngrapah,  Selasa (30/3/21).

Hirman menyebut kondisi serupa terjadi di pagar beton pabrik di sisi barat daya di Dusun Tawang, Desa Gupit. Pagar beton PT RUM rusak sehingga air yang diduga limbah kegiatan produksi mengalir ke sungai kecil menuju Sungai Bengawan Solo.

Warga setempat meminta agar manajemen pabrik segera memperbaiki pagar beton itu agar air dari pabrik tak mengalir ke sungai.

“Kami mengukur kualitas air Kali Gupit di belakang pabrik. Hasilnya, total dissolve solid (TDS) atau jumlah zat padat terlarut mencapai 554 mg/I,” ujar Hirman.

Saat ini, warga setempat masih mencium bau tak sedap yang berasal dari pabrik hampir setiap hari. Bau tak sedap itu mengakibatkan pusing, mual, dan muntah-muntah. Dusun Ngrapah, Desa Gupit menjadi wilayah terparah terdampak limbah udara PT RUM. Hampir setiap hari, warga setempat menghirup bau busuk yang mengganggu aktivitas mereka sehari-hari.

Warga setempat memukul kentungan lantaran tak kuat menghirup bau busuk yang  tak kunjung hilang. Pemukulan kentungan sebagai simbol tanda bahaya saat masyarakat kembali menghirup limbah udara.

“Tuntutan warga hanya kembali menghirup udara segar yang diberikan Allah SWT. Kami tak mempermasalahkan suara bising dari mesin produksi. Kami hanya ingin menghirup udara segar setiap hari,” kata warga setempat lainnya, Sarmi.

Selama ini, pembuangan limbah cair pabrik melalui pipa besar yang ditimbun di dalam tanah tepat di dasar Kali Gupit dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. Pipa besar itu dipasang mulai dari loaksi pabrik hingga Sungai Bengawan Solo yang jaraknya lebih dari lima kilometer. Pipa limbah cair PT RUM itu pernah patah di tiga lokasi pada 2019 saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi.

(Husein)